Dia mengemukakan tiga poin penting:
- Penokohan
Tokoh harus benar-benar hidup, bukan hanya tertuang di atas kertas. Dan--ini bagian yang saya suka--"tolong deh, nggak perlu menyebutkan semua karakteristik tokoh lengkap dengan sifat-sifatnya pada halaman 2, paragraf pertama sehabis si tokoh datang terlambat ke sekolah." - Alur cerita
Alur cerita harus memiliki tujuan. Bukan karena ingin pamer pengetahuan atau alasan yang lebih kacau: "Because I like it." - Tema cerita
Dia juga menyampaikan apa yang sering saya dan Donna sampaikan dalam lokakarya menulis: jadilah otentik, bukan orisinal.
Umm... Mungkin saya kurang cerdas atau sekedar ingin jawaban instan (hehe...), tapi apa yang membuat "otentik" dan "orisinal" jadi berbeda? Mereka sebetulnya 'kembaran' kan? ??
BalasHapusItu jawabannya instan kok. Tinggal klik tautannya, hehe.
BalasHapus