Kamis, 02 April 2009

Apakah Lebih Sedikit Berarti Lebih Banyak?

Pascal, sang filsuf Perancis, pernah menulis: Saya haturkan maaf karena surat ini begitu panjang; [seandainya] saya memiliki waktu lebih lama, [surat ini] akan lebih pendek.

Itu juga yang disampaikan Stephen King dalam "On Writing". Ia memberi kisaran umum bahwa setelah proses penyuntingan, naskah kita seharusnya berkurang sekitar 10%. Ia malah mengimplikasikan bahwa jika tidak, berarti penyuntingan kita buruk.

Benarkah begitu? Setidaknya dunia penerbitan Indonesia belum mengadopsi paham ini. Penyuntingan masih diarahkan kepada konsistensi karakterisasi, situasi, semantik, dan sintaks. Asalkan sesuai, silakan saja mengumbar kata.

Dunia periklanan Indonesia malah terbalik. Slogan yang sering dikumandangkan adalah "Less is more! (More chances to play the ad three times, that is. And to hell with grammars)."

Dunia sinetron? Jawabannya bisa saya rangkum dalam dua kata: Sinetron Hidayah. Kalau memang bagi mereka less is more, sinetron hidayah akan berdurasi hanya sekitar tiga detik. Mereka cukup menayangkan judul, misalnya, "Istri Doyan Chatting Kena Azab." Dan sudah, tamat. Karena semua inti cerita terangkum di situ.

Bagaimana dengan kehidupan sehari-hari? Apakah kita lebih suka mendengar orang yang berbicara panjang lebar sebelum ke inti masalah? Atau orang yang langsung ke inti masalah?

Jawabannya: tergantung bagaimana ia berbicara. Kalau menarik, kita mau-mau saja. Kalau tidak? Selagi seseorang semangat berbicara, bisa jadi yang kita pikirkan adalah, "Lubang hidungnya gede juga, ya?"

Penulisan kreatif pun sama, khususnya masalah penyuntingan. Karena itu, menurut saya, pedoman dari Stephen King perlu dilengkapi:
  1. Bikinlah tulisan menjadi lebih singkat, atau
  2. Bikin jadi lebih menarik
Misalkan, kita ingin menyampaikan dialog superpanjang antara dua tokoh. Tanyakan tiga hal berikut:
  • Kalau dipotong, pengaruh ke cerita nggak?
  • Kalau tidak dipotong, menarik bagi pembaca nggak?
  • Selain dari "sayang kalau dipotong", apakah ada alasan lain kenapa bagian ini harus dipertahankan?
Kalau jawaban untuk ketiganya adalah "tidak", potonglah. Hargai pembaca kita.

Namun itu pendapat saya. Silakan saja berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar