Kamis, 02 April 2009

Permainan Penulisan: Terburuk Sedunia

Jenuh atau mentok mencari ide? Permainan kepenulisan berikut bisa memecahkannya.

Bentuklah kelompok minimal tiga orang. Lantas tetapkan sesuatu yang terburuk sedunia. Misalnya, "Kalimat pembuka novel terburuk sedunia," atau yang pernah dimainkan dalam sebuah sesi Teater Teks Improv, "Rayuan Terburuk Sedunia." Masing-masing langsung lontarkan saja apa yang terpikirkan.

Permainan ini bisa dilakukan secara tatap muka maupun melalui konferensi teks seperti yang pernah saya lakukan bersama dua orang teman, Andi dan Alex.

Rayuan Terburuk Sedunia

Alex: "Di Ragnarok Online aku sudah level 99, lho..."

isman: "Sayangku, kau sama cantiknya dengan kembaranmu yang... euhm, lelaki ya?"

Andi: "Senyummu bagaikan matahari di malam hari."

Alex: "Cintaku, senyummu persis seperti ibuku..."
isman: "...saat melempar piring."

Alex: "Namaku Bill Gates..."
isman: "...tapi kau boleh memanggilku Bond."

Andi: "Kau seperti kue lapis; kulitmu putih... dan hitam."

isman: "Jika aku adalah gula, maka kamu adalah dextrose frubose dan vanilinnya."

Alex: "Main D&D Pen and Paper yuk..."
isman: "...dan mari kita buktikan apakah pena lebih tajam daripada pedang."
Andi: "Kalau kau Pen-nya, aku jadi Paper-nya."

Karena yang dicari adalah yang "terburuk", para pemain jadi terbebas dari kritik-diri. Dan jadinya malah lebih santai. Ide lebih mengalir. Dan tidak jarang malah saling menimpali ide orang. Saat itu terjadi, ingat-ingatlah perasaan yang kita alami. Itulah rasa energi alami kreativitas. Mengalir deras dan menyatu dengan gagasan lain.

Pun saat kerja sama kreatif mentok dan selalu penuh pertentangan, cobalah permainan "Terburuk Sedunia". Dan kembalikanlah semangat untuk bersenang-senang bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar