Kamis, 02 April 2009

Kiat Produktif Menulis Humor

Berdasarkan pengalaman spesifik menulis tiga puluh sketsa komedi per dua hari (karena sisa hari lain digunakan untuk revisi, pertemuan, dan rehat), saya dan donna juga belajar sejumlah kiat menulis produktif. Dan kiat-kiat ini bisa diterapkan untuk penulisan kreatif mana pun yang berfokus pada menangkap ide.

  1. Komputer adalah musuh inspirasi

  2. Jalan-jalan, bawa notes dan alat tulis. Lalu, begitu ada ide yang mampir, langsung tulis. Jangan buang waktu sama sekali.


  3. Tunda menulis ide = penyesalan tak berujung

  4. Sudah lebih dari sepuluh ide yang hinggap dan hilang karena tidak sempat ditulis.

    Bawa catatan dan alat tulis ke mana-mana. Siapkan di sebelah tempat tidur. Sebelum tidur, saat baru bangun, dan saat sedang boker adalah waktu-waktu di mana ide justru senang mampir.


  5. Hindari menulis skrip sebelum memiliki minimal dua puluh ide.

  6. Karena begitu kita mulai menulis skrip, ide baru yang muncul tidak akan lebih banyak dari lima. Dan umumnya merupakan pengembangan dari ide yang ada.

    Pikiran kita itu seperti mesin. Bisa di-tune up untuk prioritas pada kecepatan/kekuatan atau efisiensi. Namun, tidak bisa untuk dua-duanya sekaligus. Kalau cepat, berarti boros. Kalau efisien, berarti mengorbankan kecepatan.

    Dalam menulis juga begitu. Untuk mencari ide, kita mengejar efisiensi. Sebanyak mungkin menjaring ide yang mampir. Hindari komputer. Karena komputer membawa gangguan (distraction), dan bisa menggoda kita untuk berpindah modus. (Ini sekaligus penjelasan tambahan untuk poin 1.)

    Saat menulis skrip, kita fokus pada kecepatan atau kekuatan. Mesin kita begitu sibuk untuk menulis, sehingga kita tidak efisien lagi menjaring ide. Bisa jadi saat menulis ide-ide itu mampir, namun kita terlalu sibuk untuk sadar. Kita hanya sadar saat ide yang mampir mirip dengan yang sedang kita tulis.

    Lebih parah lagi kalau kita sedang menulis, sekaligus browsing internet atau chatting. Lupakan menangkap ide.

    Mari jujur saja: ide itu selalu mampir. Tapi kalau pikiran kita terlalu sibuk, kita tidak bisa menyadari bahwa ada ide yang mampir. Boro-boro mau menjaringnya.

    Jadi: kumpulkan ide sebanyak-banyaknya. Hindari komputer. Dan baru mulai menulis skrip setelah terkumpul banyak ide.

    Karena kami mencari tiga puluh sketsa, biasanya aku baru mulai menulis skrip saat sudah terkumpul tiga puluh ide. Sebelum itu, aku tetap fokus ke menangkap ide. Setelah lewat tiga puluh, baru... mulai menulis. Ubah setting pikiran menjadi kecepatan/kekuatan.

Selamat menulis. Break a pen!


____________________

Lebih lanjut mengenai mengubah pola pikir penulisan: Enam Topi Berpikir untuk Penulisan Kreatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar